Wednesday, January 22, 2014

Perjalanan Umroh 4

Assalamu'alaikum.

Day 4, 10 Juli 2013

Setelah kemarin sempat flek dan saya minum obat penuna haid, semaleman dan pagi ini flek hilang, jadi saya berniat puasa dan pagi ini saya sholat subuh berjamaah di masjid Nabawi, selesai sholat saya langsung bergegas ke Raudhah. Sungguh indah mengingat saat-saat kami antre ke Raudhah. Jika habis subuh pintu dibuka buat umum, maksudnya siapa saja boleh masuk, karna jika jam 6 pagi kami harus masuk berdasarkan RAS kami, seperti Afrika, Melayu, Arab dll.

Raudhan pagi itu ramai tapi saya tetap bisa sholat sunah disana dan berdoa, karna ada ibu-ibu yang berbicara gantian ya sama yang tua, akhirnya setelah sholat saya sedikit minggi dan berdoa di karpet merah, namun Askar (penjaga wanita) malah menyuruh saya masuk lagi ke karpet hijau...
"ibu kembali ke karpet merah"...mereka fasih berbahasa indonesia tapi medok banget
akhirnya saya kembali ke karpet hijau lagi untuk berdo'a.

Selesai dari Raudhah saya keliling masjid Nabawi dan melihat pemakaman Baki di sebelah masjid, serta melihat Raudhah dari luar. Jamaah laki-laki boleh masuk melihat makam Rosul tapi jamaah perempuan tidak boleh.

Selesai berkeliling masjid, saya dan bu Tuti kembali lagi ke Raudhah dan kali ini kami mengikuti antre sesuai RAS, orang Melayu mendapat giliran paling akhir karna memang terkenal sabar dibanding yang lain. Kali ini saya sholat Dhuha di Raudhah. Tiap 2 rokaat saya berpindah tempat agar tidak diusir oleh Askar.

Dan sampailah saya mengantre di shaf paling depan, tapi banyak yang tidak mau beranjak dari tempatnya, akhirnya ada tempat 1 kosong untuk sholat, karna saya dan ada 1 org arab yg menunggu saya persilahkan dia duluan yang mengambil tempat itu setelah lama kami saling memberi tanda mempersilahkan terlebih dahulu satu sama lain. Alhamdulillah kalo kita sabar allah juga akan menolong kita, tiba2 wanita tadi jadi santu juga, dan mencarikan tempat untuk saya karna tempat bekas dia sudar diserobot oleh yang lainnya.

Alhamdulillah kunjungan saya yang kedua ke Raudhan ini lebih lama, lebih santai, lebih nyaman dan lebih khusyu'. Sesudah itu kami mau bertilawah di Masjid menunggu Zuhur, tiba2 perut saya melilit seperti sakit haid, langsung saya cek dan benar saja saya dapet haid. Saya langsung balik ke hotel dan Bu Tutui tetap di masjid.

Dan setelah saya dapat haid, kerjaan saya cuma ngedekem di hotel, ke masjid buat ikutan iftor padahal gak puasa, sekali city tout, trus ngemall beli oleh-oleh...ish yang ini jangan ditiru...

Dan Allah sudah mengatur semua, dari saya dapet travel yang ke Makkah duluan dari pada ke Madinah, dari saya terlihat ngoyo mengeluarkan tenaga dan upaya saya di Mekkah untuk beribadah sampai kaki bengkak, ternyata saya mau dapet haid di Madinah padahal saya sudah minum obat penunda haid.

Dan ini penampakan hari-hari saya sampai pulang ke tanah air.

 Sholat Subuh di masjid Nabawi

 Kubah Masjid kalau siang nanti ketutup otomatis

Mau keliling masjid Nabawi 




 Raudhah dari luar

 Antre di Raudhah


 Pulang ke hotel foto-foto dulu masjid dan kota Madhinah



 Melihat ka'bah dari hotel saja


 Ikutan iftor padahal gak puasa :)



 Kebun Kurma


 Bukit Uhud


 Masjid Apung




 Menikmati pantai Laut Merah

Transit di Dubai mau pulang

Sekian ya cerita umroh saya...moga diberi rizki lagi bisa umroh bareng suami tersayang...aamiin

Wassalamu'alaikum.




Perjalanan Umroh 3

Assalamua'laikum.

Huaaa bagian 3 baru dipublish :( dah basii banget ya...tapi gpp deh buat dokumentasi saya hehehe

Day 3, 9 Juli 2013

Pagi ini seperti biasa saya sholat subuh berjamaah di Masjidil Haram. Dilanjutkan dengan ibadah sholat Dhuha sambil memandang Ka'bah, luar biasa nikmatnya.

Saat kami pulang kami menemukan segerombolan burung merpati yang sangat banyak, karna di Indonesia tidak ada jadi kami menyempatkan berhenti dan berfoto bersama dengan burung-burung tersebut.

Saat sarapan pembimbing kami mengajak kami untuk berumroh Ramadhan selepas tarawihan, jadi kita tarawih ambil yg 11 rokaat saja, dan kembali ke hotel menuju masjid terdekat untuk miqot lalu berumroh. Saya pengen banget ikut karna pahalanya sama dengan berhaji bersama Rosul, walau bukan berarti kita tidak perlu haji ya, saya tetep pengen berhaji kelak di lain hari.

Jam 11 siang saya dan bu tuti sudah kembali ke Masjid untuk sholat Zuhur berjamaah, selepas sholat Zuhur kami berthawaf kembali, kali ini ada yang berbeda karna saat kami thawaf di putaran ke 3 tiba-tiba ada bapak tua yang mengikuti kami sambil mengamini doa-doa kami. 

Awalnya saya sedikit takut, namun bapak itu membenarkan doa kami jika salah baca. Brarti bapak ini baik, pikir saya. Bapak ini berjalan di samping bu Tuti yang terus bergandegan tangan dengan saya sampai pada putaran ke 7, setealh itu dia menghilang  diantara jamaah yang lainnya. 

Kali ini saya juga sangat dekat dengan Ka'bah bahkan Hajar Aswat, namun saya gak berani mencium Hajar Aswat karena berdesak-desakan dengan laki-laki. Di sekitar Hajar Aswat ternyata ada calonya juga dan itu dari Indonesia lho :(

Karna begitu dekatnya sampai-sampai bu Tuti menghayal "mungkin gak kita tiba-tiba terlempar di depan Hajar Aswat?" saya jawab mungkin aja hehehe. Bu Tuti pengen banget mencium Hajar Aswat, saya bilang "ya udah kalo mau nyium, saya tunggu di sini, saya gak mau desek-desekan sama laki-laki". Akhirnya dia mengurungkan niatnya, lalu kami memilih sholat di Hijir Ismail saja.

Hari itu para petugas di Masjid sudah merapikan Masjid dengan mengganti karpet-karpet dari pagi hari, semuanya untuk menyambut Ramadhan dan persiapan tarawih nanti malam.

Akhirnya malam ini saya merasakan tarawih di Masjidil Haram, Subhanalloh semuanya indah. Bacaan imam cukup panjang dalam tiap rokaatnya namun tidak terasa panjang karena bacaan imam merdu dan indah. Sesuai kesepakatan setelah 8 rokaat kami kembali ke hotel untuk ambil miqot umroh Ramadhan.

Selesai tarawih sekitar pukul 11an, kami langsung mengambil miqot di masjid terdekat, malam ini saya merasa ngantuk berat. Setelah mengambil miqot saya harus menjaga wudhu saya agar tidak ribet nanti mencari-cari air untuk berwudhu. 

Karena banyak orang yang mengambil umroh malam itu, bis kami tidak bisa mendekat ke Masjidil Haram. Kami berhenti di sekitar 500m sebelum Masjisil Haram. Akhirnya kami berjalan terlebih dahulu, setelah memasuki Masjid dan mendekat ke Ka'bah saya speechless karna banyak sekali orang yang berthawaf dan thawaf itu tidak berjalan, seperti macet karna begitu banyak orang.

Pembimbing kami juga ragu, namun kami telah mengambil miqot jika mau di lanjutkan kami harus membayar DAM. Pembimbing yang lain terus semangat untuk melanjutkan, akhirnya saya dan teman-teman terus lanjut. Saya berpegangan erat dengan bu Tuti selama thawaf, dan ini thawaf terberat kami. 

Kami melakukan thawaf hampir 2 jam, keringan mengucur begitu deras, kadang saya seperti tidak mendapat oksigen saking sesaknya, saya dan bu Tuti juga sering ditabrak kursi roda jamaah lain. Benar-benar berbeda dari thawaf yang sebelumnya. Ini juga dikarenakan sedang ada perbaikan di Masjidil Haram sehingga para pengguna kursi roda juga berthawaf di bawah, seharusnya di lantai 2 atau 3.

Alhamdulillah akhirnya kami selesai thawaf, kami langsung menuju bukit Shofa, namum kami salah jalan malah ke Marwa, sehingga kami harus balik kembali. Kami terus berjalan walu pelan-pelan karena kaki saya bener-bener terasa panas dan pegel. Waktu menunjukkan jam 3 lewat, kami baru 2 kali jalan, saya bingung karna kami gak punya makanan buat sahur, kalo menyelesaikan sai dulu brarti kami gak akan sahur, akhirnya kami memutuskan tuk membeli makanan padahal kami belum selesai sai.

Kami keluar masjid menuju mall terdekat, kaki saya benar-benar panas dan sakit, saya jalan seperti robot. Kami bersahur di sana setelah selesai buru-buru ke lintasan sai untuk melanjutkan sai kami yang masih kurang 5 kali jalan. Akhirnya kami menylesaikan sai setelah sholat Subuh. 

Selesai tahalul kami menagis karena ini umroh terberat kami, saya persembahkan umroh itu untuk ibunda saya, Bu Tuti mempersembahkan untuk nenek tirinya "Nyai" yang sudah mau mengurus anak-anak beliau. Saya bilang "sepertinya pengorbanan ibu saya sangat besar untuk saya, dan perngorbanan Nyai juga besar besar buatmu bu Tuti, sampai kita bener2 berjuang buat umroh ini" sambil terus menangis kami berpelukan.

Saya juga tidak tahu apa itu sah atau tidak karna kami memutus sai dengan bersahur terlebih dahulu. Saya serahkan semua pada Allah,  terserah Allah mau memberi apa pada kami.

Setelah itu kami mau pergi ke toilet, saya bilang "udah kamu aja yg tanya diman toiletnya bu!, aku tunggu di sini, kakiku panas banget", saya menunggu sambil memeganggi palstik sendal kami. Sudah beberapa menit bu Tuti berlalu kok gak balik-balik, akhirnya saya bertanya pada askar (penjaga) laki-laki menanyakan toilet ada di mana dengan baha Inggris, namun mereka tidak mengerti yang saya tanyakan.

Saya tidak berjalan jauh takut bu Tuti datang, tapi dia tidak datang-datang akhirnya saya bertanya-tanya pada orang lain, Alhamdulillah dia mengerti bahasa Inggris dan memberi tahu dimana toiletnya. Karna saya rasa sudah lama bu tuti tidak kembali akhirnya saya mencoba ke toilet, takut bu Tuti ke toilet duluan. 

Saya harus ke basemant untuk ke toilet, dan rasanya sangat sakit saat menuruni tangganya. Saya sempat ke toilet lalu langsung keluar kali saja ketemu bu Tuti. Saya kembali ke tempat kami berpisah tapi tidak bertemu juga, akhirnya saya doa sama Allah "Ya Allah temuin saya sama b Tuti, ya Allah" sampai di lintasan sai saya tetep celingak-celinguk nyari bu Tuti.

Akhinya saya memutuskan terus jalan aja pelan-pelan karna kaki saya masih sakit dan panas, moga nanti ketemu bu Tuti. Keadaan saya sangat tidak fit pagi ini, saya sesekali seperti sesak entah karena apa, tapi saya juga tidak mau beristirahat duduk, karena akan sangat sakit saat berdiri. 

Di pertengahan lintasan sai tiba-tiba ada yang memanggil, dan itu bu Tuti. Kami langsung berpelukan dan saling menangis, bu Tuti ngomel "tadi kemana aja aku nyariin kamu", saya juga bilang "aku nungguin lama tapi kamu gak datang-datang". Allahu Akbar rasanya kaya bertemu sesuatu yang sangat kita rindui sejak lama, padahal baru berpisah sebentar. 

Ternyata bu Tuti dari tadi juga belum menemukan toilet, akhirnya kami mencari toilet lagi di sisi lain Masjid. "Ya Allah kakiku sakit, kuatkan ya Robb" doa itu terus terucap dalam hati selama mencari toilet yang jaraknya cukup jauh, kami harus keluar masjid dan berjalan lagi ke pojokan pelataran baru bisa menemukannya, itupun susah dicarinya padahal kami selalu bertanya pada penjaga.

Alhamdulillah ketemu juga toiletnya, saya menunggu di luar toilet sambil duduk. Saya sudah tidak tahan dengan sakit di kaki saya. Namun saya yakin Allah akan menolong saya, saya tetep berdoa biar thawaf terakhir saya nanti bisa sempurna.

Akhirnya kami menuju Ka'bah dan melakukan thawaf wada' kami, ya ini thawaf terakhir saya di sini. Kami memasuki lintasan thawaf yang tidak terlalu padat. Thawaf kali ini kami lakukan dengan berjalan santai, disamping karena kaki saya yang sakit namun juga karna kami ingin menikmati detik-detik terakhir kami bisa memandang Ka'bah secara langsung. Kami tidak boleh memasuki Masjidil Haram jika sudah melakukan thawaf wada'. Selesai sudah thawaf wada' kami, mimpi kami tuk melakukan 7 set thawaf juga sudah terlaksana, senang sekaligus sedih.

Kami kembali ke hotel dan beres-beres barang karena kami akan pergi ke Madinah jam 9 nanti. Jam 8 saya sudah di lobby sambil menunggu dan mengistirahatkan kaki-kaki saya. Saat sudah lengkap rombongan saya berangkat terlebih dahulu, karna ada 2 bis. Bis yang satunya belum berangkat karena salah satu jamaah belum juga kembali ke hotel.

Perjalanan kami cukup lama sekitar 7-8 jaman. Selama perjalanan saya hanya bisa melihat hamparan bukit batu dan pasir. Tak terasa saya sudah akan meninggalkan kota Mekkah yang penuh kedamaian ini, semuanya terasa sangat singkat. Saya pikir saya sudah tidak emosional seperti saat awal kedatangan ke Mekkah, yang terjadi sebaliknya saya masih berlinangan air mata selama perjalanan ke Madinah.

Sekitar jam 5 sore kami sampai di Madinah, menunggu sebentar sebelum masuk kamar menunggu bagasi diturunkan, lalu masuk kamar, ambil koper, bersih-bersih, dan jam 5 an kami kumpul di lobby dan menuju masjid Nabawi.

Saya pikir Madinah akan lebih bersahabat ternyata pertama keluar hotel langsung disambut dengan angin sore yang panas menyengat wajah. Sore itu iftor pertama Ramadhan, dan saya takjub dengan kebaikan orang Madinah dalam memberi ta'jil, anak-anak diajak untuk memberi ta'jil di masjid. Dan ta'jilnya juga mewah menurut saya.

Rasanya menyenangkan bisa iftor dan sholat Maghrib di masjid Nabawi. Setelah itu kami kembali ke hotel untuk makan malam, karna saya masih kenyang saya hanya memakan salad dan buah saja.

Sesampai di kamar saya histeris karna melihat bercak di pakaian dalam saya...hiks hiks sedih...sepertinya saya mau haid, akhirnya malam itu saya gak ikutan tarawih tapi saya tetap minum obat penunda haid saya. Semalaman saya sendirian di kamar sambil melihat program TV yang menyiarkan sholat tarawih di masjid Nabawi.

Teman-teman sekamar saya baru balik ke hotel jam 2 malam setelah ke Raudhah. Saya mewek deh denger mereka udah ke Raudhah, sambil berdoa semoga saya gak jadi haid esok harinya, dan malam itu saya minum 2x dosis biasanya... #tetep usaha

dan inilah beberapa foto saya hari ini

Turun dari bis lalu berjalan kaki karena macet untuk berumrah Ramadhan, dapet pemandangan ini

 Sampai di Madinah mau menuju ke Masjid Nabawi

Terpana di Masjid Nabawi 

 Suasana pemberian ta'jil di Masjid Nabawi




Ta'jilnya melimpah, Subhanalloh

Sekian buat hari ini :)

Wassalamu'alaikum.