Tuesday, May 20, 2014

Parenting Nabawiyah

Assalamu'alaikum.

Kedengaran aneh ya Parenting Nabawiyah (PN) , biasanya kita cuma baca atau dengar kata parenting saja. Parenting Nabawiyah adalah ilmu pengasuhan dan mencoba belajar dan mengadopsi cara-cara Nabi kita Muhammad SAW dididik dan dalam mendidik sahabat serta generasi di bawah Beliau.
Saya mengenal PN dari tetangga saya mba Yani #peluuuk. Dia menyekolahkan anaknya di Kuttab Al Fatih, nah sekolah Kuttab Al Fatih juga memiliki kegiatan memberi pelatihan soal PN di Akademi Keluarga (AKU) untuk para orang tua.

Saya dan suami mengalami perjalanan panjang yang sangat berharga dalam mencari model pengasuhan yang cocok dengan tujuan kami kedepan untuk keluarga kami. Saya bekerja di sebuah sekolah dasar yang berbasis Islam, di sini saya sering mendapatkan pelatihan soal parenting, saya juga membaca beberapa buku menyoal parenting bersama suami saya, pada dasarnya saya ingin memberikan pengasuhan yang baik untuk anak-anak saya.

Terus terang saya suka bingung karena terkadang saya mendapat ilmu yang saling bertolak belakang dari setiap pelatihan parenting. Saya sedikit kesulitan dalam penerapannya, karena ilmu yang saya dapat biasanya hanya teori bukan hasil contoh nyata dari seseorang, serta karena saya muslim dan ilmu parenting tersebut umum.

Alhamdulillah di komplek saya tinggal, DKMnya sering mengadakan seminar parenting, waktu itu yang mengisi adalah Ust.Benri Jaisyurrahman. Yang beliau sampaikan sangatlah menarik bagi saya, dia menceritakan bahwa pemuda-pemuda Islam yang notabene sahabat Rosul bisa menjadi hafidz pada usia muda, serta mereka juga bisa menjadi panglima perang walau usianya masih belasan tahun.

Lalu ada juga Muhammad Al Fatih sebagai penakluk Konstantinopel, padahal dia hidup pulah tahun terpisah dari Rosululloh, namun dia bisa menaklukkan Konstantinopel saat usinya masih antara 21-23 tahun, dia juga seorang hafidz, bisa berbahasa dalam 4 bahasa, tubuhnya kuat karna ia panglima dan Raja.

Setelah seminar saya sangat senang karena sepertinya saya sudah punya frame mengenai masa depan anak saya, yaitu ingin menjadikan mereka seperti sahabat Rosululloh. Saya sempat berdiskusi dengan mba Firza tetangga sholihah saya, kita berdua ingin anak-anak kami menjadi seperti para sahabat, namun saat seminar Ust. Bendri tidak memberikan tahu proses pembentukan sahabat tersebut, jadilah saya galau, mupeng, dan bingung hehehe.

Kami berdua bingung kenapa generasi terdahulu begitu dewasa saat usia meraka masih belasan tahun? Mengapa saya pribadi dan generasi sekarang umur 21 tahun baru lulus kuliah dan masih bergantung pada orang tua serta tidak dewasa? Apa saja sih yang dilakukan orang tua jaman Rosul terdahulu kok bisa menghasilkan anak-anak yang seperti itu? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu ada difikiran saya, dan saya terus mencoba mencari jawabannya.

Belakangan  saya juga sering mendengar mba Yani cerita soal Kuttab Al Fatih, akhirnya saya mencoba ikut mba Yani menghadiri sekolah orang tua di Kuttab, temanya saat itu tentang kegiatan sehari-hari di sekolah dari masuk sampai pulang. Jadi seperti menghadiri open house Kuttab padahal bukan. Saya senang dengan pola pendidikan yang di jelaskan oleh guru-guru disana yang mengaplikasikan Parenting Nabawiyah dalam pengajarannya.

Saya berkomunikasi dengan suami saya yang menghasilkan keputusan kami akan memasukkan Faiz tahun ini ke Kuttab.Walau sebelumnya kami berniat memasukan Faiz ke SD umur 7 tahun. Saya mendaftar dan Faiz mengikuti observasi disana, namun sedih sekali Faiz tidak diterima. Saya sangat sedih, namun suami menyemangati "mungkin Allah sudah mencatat kalo saya maunya masukin ke SD umur 7 tahun".

Saat bersamaan Kuttab Al Fatih membuka program Akademi Keluarga  (AKU) Parenting Nabawiyah. Program ini diperuntukkan bagi orang tua muslim umum yang ingin belajar parenting ala Rosululloh dan bagi yang berminat memasukkan anaknya di Kuttab Al Fatih, karena peserta akademi Keluarga jika nilainya bagus akan mendapat prioritas memasukkan anaknya ke Kuttab Al Fatih.

Akhirnya saya dan suami mendaftar AKU, niatan awalnya agar Faiz tahun depan diterima di Kuttab. Namun setelah pertemuan perdana pekan lalu yang begitu WOW, saya merasa ini adalah berkah dari Allah, jika Faiz diterima di Kuttab belum tentu saya dan suami ikut AKU dan belajar lebih dalam soal PN.

Allah memang sebaik-baiknya pembuat rencana. Allahu Akbar

Nanti saya akan menulis soal pertemuan perdana AKU yang WOW itu, moga gak bosen bacanya.

Wassalamu'alikum.






Friday, May 16, 2014

Main Hujan-hujanan

Assalamu'alaikum.

Kamis lalu hujan deras melanda Depok, alhasil saya punya ide untuk main hujan-hujanan sama Alma tapi tetap pakai jas hujan. Cuma sama Alma karena Faiz sedang outbond ke Bogor ikut kegiatan sekolahnya dan suami saya sedang pergi ke rumah kakak ipar di Pamulang.

Alma senang sekali, dia berlari kesana-kemari sambil menghentakan kaki agar air muncrat #bener gak ya bahasanya hehehe. Kami main hujan-hujanan lumayan lama sekitar 30 menitan.


Ini hasil jepretan HP mba Juju


Sehabis main hujan-hujanan saya dan Alma mandi lalu dilanjutkan minum teh madu hangat buatan mba Juju ditemani oleh salt biscuit....Subhanallah rasanya nikmat banget. Kesempatan ini saya manfaatkan untuk menceritakan ke Alma siapa yang menurunkan hujan tadi, dan betapa hebatnya allah yang sudah menurunkan hujan dari langit.Tapi Alma hanya senyum-senyum saja sambil terus menyelupkan biskuit ke dalam teh hanganya.

Saya sangat senang bisa bermain hujan-hujanan sama Alma, tidak seperti pengalaman saat saya kecil, saya tidak boleh main hujan-hujanan sama ibu saya. Wal hasil saya suka iri melihat teman-teman saya yang diperbolehkan main hujan-hujanan oleh ibu mereka.

Yang mau coba main hujan-hujanan gak perlu takut nanti anak jadi flu, yang penting setelah main hujan langsung mandi dan minum atau makanan yang hangat-hangat. Selamat mencoba :)

Wassalamu'alikum.





Friday, May 02, 2014

Belajar Berinvestasi Di Reksa Dana

Assalamu'alaikum.

Alhamdulillah akhirnya saya akan menulis pengalaman saya berinvestasi di reksa dana, secara dah pengen banget nulis pengalaman ini tapi apa daya rasa malas melanda.

Saya cerita dulu nih latar belakang saya investasi di reksa dana, salah satunya karna membaca buku Ligwina Hananto yg saya tulis resumenya di sini saya tersadar bahwa keuangan keluarga saya tidaklah sehat istilahnya amburadul. 
Saya jadi berpikir bagaimana nanti saya akan membiayai pendidikan anak-anak saya, selama ini saya santai-santai saja karena berharap kelak anak saya akan bersekolah dasar di tempat saya bekerja, yang Alhamdulillah memang gratis sampai lulus. Namun saya juga punya mimpi untuk resign suatu saat nanti, masa saya harus nungguin semua anak saya lulus baru bisa resign.
Lalu saya mengingat lagi dana pendidikan yang diperlukan anak saya di masanya kelak sangatlah bikin hati deg-degan....apa saya bisa membiayai pendidikan mereka? lha tabungan aja saya gak punya.

Saya juga sering dengar ungkapan, buat anak mah nanti ada rizkinya sendiri yang penting banyakin doa aja. Ungkapan itu memang benar tapi saya jadi berpikir, jangan-jangan Allah sebenernya sudah menitipkan rizki anak-anak lewat saya dan suami, tapi karena kami tidak bisa mengelola rizki itu jadi anak-anak kami tidak bisa sampai sekolah sampai perguruan tinggi.....huaaaa mewek lah saya

Jadi inget juga sama ayat ini :
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (An-Nisa/4:9)
Saya benat-benar takut kalau saya gak bersungguh-sungguh menyiapkan dana pendidikan anak, saya termasuk yang meninggalkan keturuan saya dalam keadaan lemah....walau lemah itu bukan hanya soal keuangan, tapi juga iman dan ilmu.
Dan satu lagi alasan saya terus belajar dan memaksa berinvestasi karena suami saya merasa tidak terlalu penting dalam merencanaan keuangan keluarga kami, istilahnya gak melek info soal ini...jadi saya yang harus melek...saya yang harus mencari informasi baik dari buku, internet dan dari tetangga. Sampai reksa dana itu saya yang beli sendiri dan atas nama saya...hehehe

Alhamdulillah sejak September 2013 saya mulai berinvestasi di reksadana, untuk awalan agar mudah saya menggunakan fasilitas Bank Commenwealth, bank ini yang paling banyak menjual reksa dana dibanding bank lain. Transaksinya pun mudah karna menggunakan internet banking.

Saya memilih reksa dana syariah untuk menyakinkan diri saya bahwa dana pendidikan anak saya diperoleh dari usaha yang halal. Serta lebih praktis karna saya tidak perlu mengecek ulang ke perusahaan mana saja uang saya dialirkan, saya sedikit takut jika uang dialirkan ke perusahaan yang menjual barang tidak halal. Tapi info aliran dana dari setiap reksa dana ada lho....bisa dicek online juga.
Saya baru berinvestasi di 1 reksa dana saham dan 1 reksa dana campuran. Pembelian awal hanya perlu Rp. 500.000,- , auto invest Rp. 100.000,-/bln, top up min Rp. 500.000,-.
Tapi saya memilih top up sendiri setiap bulannya.

Soal kelebihan dan kekurangan investasi di reksa dana bisa di googling saja.

Saya selalu ingat ucapan para perencana keuangan bahwa "saya tidak peduli seberapa besar gaji anda tapi seberapa besar investasi anda".

Yuhuiiii jadi semangat belajar dan berinvestasi....

Wassalamua'alikum.