Sunday, November 23, 2014

Mandi Hujan

Assalamu'alaikum.

Saya mau cerita soal kegiatan mandi hujan anak-anak saya, tapi kali ini ada yang berbeda....tsaaaah. Dari dulu saya meyakini mandi hujan tidaklah berbahaya dan sebagai ajang anak mengenal ciptaan Allah berupa air.

Namun setelah saya mengikuti Akademi Keluarga semua tetap sama soal pandangan saya tentang air hujan, namun ada tambahan lagi selalu gunakan momen-momen apapun untuk berdialog dengan anak-anak mengenai Allah dan rosul. Kegiatan tersebut biasa disebut dialog iman atau mengaitkan hati anak dengan Allah dan Rosul.

Siang itu kami makan siang sedikit telat karena anak-anak baru saja bangun tidur, diakhir kegiatan makan kami tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Anak-anak saya langsung beride "mama nanti boleh main hujan gak?", saya bilang boleh tapi makannya harus habis dulu.

Habis makan kami bersiap tapi saya juga jadi beride memanfaatkan momen hujan untuk mengetahui apa sih yang Al Qur'an tulis tentang hujan, googling akhirnya dapet ayat-ayat yang bertuliskan hujan. Saya bacakan 3 ayat yang memuat kata hujan, Masya Allah saya dapet ayat-ayat yang memang menerangkan manfaat hujan dan perumpamaan bagi orang yang beramal tapi suka mengungkit. Saya juga menambahkan sifat-sitar benda cair yang memenuhi ruang sesuai wadahnya, dan bergerak atau mengalir dari tempat yg lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Setelah selesai kami lanjutkan dengan mandi hujan tapi memakai jas hujan, saya hanya memakai payung. Kami memperagakan 2 sifat benda cair dan perumpamaan bagai tanah diatas batu dan tertimpa air hujan (amal yang sia-sia) sesuai ayat yang kami baca.

Setelah itu anak-anak bebas berlarian kesana kemari, saya hanya mengawasi saja. Selesai main air hujan kami minum teh dan makan biskuit bersama sambil saya tanyakan pengalaman mandi hujan mereka. dan ini foto-foto kami :)




Cara tadi saya dapat dari salah satu pemateri AKU,mencoba mencari jawaban atas pertanyaan anak di Al Qur'an. Harusnya sih orang tuannya dah hafal isi Qur'an tapi karna belum cara tadi lumayan membantu para orang tua agar tidak salah menjawab dan memiliki landasan atas setiap jawabannya.

Beberapa kali mencoba cara tersebut dan anak-anak puas atas yang tertulis di al qur'an dan mamanya juga ikutan belajar.

Wassalamu'alaikum.

Thursday, October 16, 2014

Akademi Keluarga

Assalmamu'alikum.

Niatan awal pengen nulis setiap habis pertemuan Akademi Keluarga (AKU), tapi ternyata bikin PR pun saya masih suka SKS (sistim kebut semalam) :D. Jadi saya kasih gambaran secara keseluruhannya saja ya...hihihi

AKU ini berjalan selama 1 tahun, pertemuannya 1 bulan sekali, bianyanya 1,25 dinar. Pendaftaran kelas baru biasanya di bulan Februari.Alhamdulillah banyak manfaat yang saya dan suami rasakan, terutama dalam menentukan ulang arah keluarga dan pengasuhan anak kami. Materinya bagus-bagus, sesuai kebutuhan keluarga saya ya yang merupakan keluarga muslim. 

Yang belajar adalah para istri dan ibu namun dalam beberapa pertemuan suami dan ayah juga diwajibkan hadir jika materinya dianggap sangat penting, karena biasanya para suami itu kalo mendapat ilmu dari para istrinya suka gimana gitu dibanding langsung dari ustadz

Materi-materinya :
1.  Stadium general – bersama ayah
2. Mendidik dengan keteladanan
Berbagi peran suami istri

3. Harmonisasi suami istri

Peranmu surgamu
4.       Mendidik anak laki-laki
Mendidik anak perempuan
5.       Financial dalam keluarga – bersama ayah
Mengajarkan halal dan haram
6.       Mengajarkan anak tentang uang
Mengajarkan quran dan zikir
Pembagian rapot bayangan
7.       Mengajarkan rutinitas ibadah
Berkisah dan nasyid
8.       Liburan dan permainan bermanfaat
Calistung
9.       Keselarasan rumah dan sekolah
Hubungan baik dengan mertua dan ipar
10.   Menanamkan tauhid dan surga
Bahasa peradaban
11.   Aurat dan adab minta izin
At Thibun nabawi
12.   Ibroh hamil, melahirkan dan menyusui
Belajar dari pengalaman keluarga dgn 7 anak
13.   Diskusi dan berbagai cerita – bersama ayah

Pembagian sertifikat dan hasil belajar

Rasanya seperti sekolah, ada  absensi, tugas  dan rapot. Setiap habis dapat materi nanti ada tugas essy dan kegiatan implementasi dari setiap materi selama 20 hari.  Jadi mau gak mau kita berusaha mengimplementasikan materi2 yang sudah kita dapat, biar gak cuma di dalam buku.

Setiap pertemuan selalu membuat saya  ber Oooo Oooo, saking ternyata saya jauh sekali dari agama saya sendiri. Saya jadi memahami tujuan saya diciptakan, tugas utama saya, tugas utama suami, kami adalah teladan anak2, kapan kami harus mengajarkan sholat, kapan kami boleh memukul anak kalo tidak mau sholat, apa tujuan utama mengajarkan qur’an dan hadits, harta harus halal, dll. Mungkin nanti “Oooo” nya akan lebih banyak karena saya baru sampai pertemuan ke 6, 

Ber Ooo nya itu sambil istighfar sama makjeb gitu deh, dalam masalah keuangn ternyata saya slah kaprah. Jadi postingan saya mengenai asuransi dan reksadana jangan diikuti ya...maklum ilmu syariahnya nol besar.

Saya pribadi bener-bener merekomendasikan buat para keluarga muslim yang masih kurang ilmu syariahnya, yang masih bingung mau dibawa kemana keluarganya, dan yang masih bingung cara mendidik anak-anak.

Semoga kita dimudahkan untuk benar-benar menjaga keluarga kita dari api neraka, aamiin.

Wassalamu'alikum.



Tuesday, May 20, 2014

Parenting Nabawiyah

Assalamu'alaikum.

Kedengaran aneh ya Parenting Nabawiyah (PN) , biasanya kita cuma baca atau dengar kata parenting saja. Parenting Nabawiyah adalah ilmu pengasuhan dan mencoba belajar dan mengadopsi cara-cara Nabi kita Muhammad SAW dididik dan dalam mendidik sahabat serta generasi di bawah Beliau.
Saya mengenal PN dari tetangga saya mba Yani #peluuuk. Dia menyekolahkan anaknya di Kuttab Al Fatih, nah sekolah Kuttab Al Fatih juga memiliki kegiatan memberi pelatihan soal PN di Akademi Keluarga (AKU) untuk para orang tua.

Saya dan suami mengalami perjalanan panjang yang sangat berharga dalam mencari model pengasuhan yang cocok dengan tujuan kami kedepan untuk keluarga kami. Saya bekerja di sebuah sekolah dasar yang berbasis Islam, di sini saya sering mendapatkan pelatihan soal parenting, saya juga membaca beberapa buku menyoal parenting bersama suami saya, pada dasarnya saya ingin memberikan pengasuhan yang baik untuk anak-anak saya.

Terus terang saya suka bingung karena terkadang saya mendapat ilmu yang saling bertolak belakang dari setiap pelatihan parenting. Saya sedikit kesulitan dalam penerapannya, karena ilmu yang saya dapat biasanya hanya teori bukan hasil contoh nyata dari seseorang, serta karena saya muslim dan ilmu parenting tersebut umum.

Alhamdulillah di komplek saya tinggal, DKMnya sering mengadakan seminar parenting, waktu itu yang mengisi adalah Ust.Benri Jaisyurrahman. Yang beliau sampaikan sangatlah menarik bagi saya, dia menceritakan bahwa pemuda-pemuda Islam yang notabene sahabat Rosul bisa menjadi hafidz pada usia muda, serta mereka juga bisa menjadi panglima perang walau usianya masih belasan tahun.

Lalu ada juga Muhammad Al Fatih sebagai penakluk Konstantinopel, padahal dia hidup pulah tahun terpisah dari Rosululloh, namun dia bisa menaklukkan Konstantinopel saat usinya masih antara 21-23 tahun, dia juga seorang hafidz, bisa berbahasa dalam 4 bahasa, tubuhnya kuat karna ia panglima dan Raja.

Setelah seminar saya sangat senang karena sepertinya saya sudah punya frame mengenai masa depan anak saya, yaitu ingin menjadikan mereka seperti sahabat Rosululloh. Saya sempat berdiskusi dengan mba Firza tetangga sholihah saya, kita berdua ingin anak-anak kami menjadi seperti para sahabat, namun saat seminar Ust. Bendri tidak memberikan tahu proses pembentukan sahabat tersebut, jadilah saya galau, mupeng, dan bingung hehehe.

Kami berdua bingung kenapa generasi terdahulu begitu dewasa saat usia meraka masih belasan tahun? Mengapa saya pribadi dan generasi sekarang umur 21 tahun baru lulus kuliah dan masih bergantung pada orang tua serta tidak dewasa? Apa saja sih yang dilakukan orang tua jaman Rosul terdahulu kok bisa menghasilkan anak-anak yang seperti itu? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu ada difikiran saya, dan saya terus mencoba mencari jawabannya.

Belakangan  saya juga sering mendengar mba Yani cerita soal Kuttab Al Fatih, akhirnya saya mencoba ikut mba Yani menghadiri sekolah orang tua di Kuttab, temanya saat itu tentang kegiatan sehari-hari di sekolah dari masuk sampai pulang. Jadi seperti menghadiri open house Kuttab padahal bukan. Saya senang dengan pola pendidikan yang di jelaskan oleh guru-guru disana yang mengaplikasikan Parenting Nabawiyah dalam pengajarannya.

Saya berkomunikasi dengan suami saya yang menghasilkan keputusan kami akan memasukkan Faiz tahun ini ke Kuttab.Walau sebelumnya kami berniat memasukan Faiz ke SD umur 7 tahun. Saya mendaftar dan Faiz mengikuti observasi disana, namun sedih sekali Faiz tidak diterima. Saya sangat sedih, namun suami menyemangati "mungkin Allah sudah mencatat kalo saya maunya masukin ke SD umur 7 tahun".

Saat bersamaan Kuttab Al Fatih membuka program Akademi Keluarga  (AKU) Parenting Nabawiyah. Program ini diperuntukkan bagi orang tua muslim umum yang ingin belajar parenting ala Rosululloh dan bagi yang berminat memasukkan anaknya di Kuttab Al Fatih, karena peserta akademi Keluarga jika nilainya bagus akan mendapat prioritas memasukkan anaknya ke Kuttab Al Fatih.

Akhirnya saya dan suami mendaftar AKU, niatan awalnya agar Faiz tahun depan diterima di Kuttab. Namun setelah pertemuan perdana pekan lalu yang begitu WOW, saya merasa ini adalah berkah dari Allah, jika Faiz diterima di Kuttab belum tentu saya dan suami ikut AKU dan belajar lebih dalam soal PN.

Allah memang sebaik-baiknya pembuat rencana. Allahu Akbar

Nanti saya akan menulis soal pertemuan perdana AKU yang WOW itu, moga gak bosen bacanya.

Wassalamu'alikum.






Friday, May 16, 2014

Main Hujan-hujanan

Assalamu'alaikum.

Kamis lalu hujan deras melanda Depok, alhasil saya punya ide untuk main hujan-hujanan sama Alma tapi tetap pakai jas hujan. Cuma sama Alma karena Faiz sedang outbond ke Bogor ikut kegiatan sekolahnya dan suami saya sedang pergi ke rumah kakak ipar di Pamulang.

Alma senang sekali, dia berlari kesana-kemari sambil menghentakan kaki agar air muncrat #bener gak ya bahasanya hehehe. Kami main hujan-hujanan lumayan lama sekitar 30 menitan.


Ini hasil jepretan HP mba Juju


Sehabis main hujan-hujanan saya dan Alma mandi lalu dilanjutkan minum teh madu hangat buatan mba Juju ditemani oleh salt biscuit....Subhanallah rasanya nikmat banget. Kesempatan ini saya manfaatkan untuk menceritakan ke Alma siapa yang menurunkan hujan tadi, dan betapa hebatnya allah yang sudah menurunkan hujan dari langit.Tapi Alma hanya senyum-senyum saja sambil terus menyelupkan biskuit ke dalam teh hanganya.

Saya sangat senang bisa bermain hujan-hujanan sama Alma, tidak seperti pengalaman saat saya kecil, saya tidak boleh main hujan-hujanan sama ibu saya. Wal hasil saya suka iri melihat teman-teman saya yang diperbolehkan main hujan-hujanan oleh ibu mereka.

Yang mau coba main hujan-hujanan gak perlu takut nanti anak jadi flu, yang penting setelah main hujan langsung mandi dan minum atau makanan yang hangat-hangat. Selamat mencoba :)

Wassalamu'alikum.





Friday, May 02, 2014

Belajar Berinvestasi Di Reksa Dana

Assalamu'alaikum.

Alhamdulillah akhirnya saya akan menulis pengalaman saya berinvestasi di reksa dana, secara dah pengen banget nulis pengalaman ini tapi apa daya rasa malas melanda.

Saya cerita dulu nih latar belakang saya investasi di reksa dana, salah satunya karna membaca buku Ligwina Hananto yg saya tulis resumenya di sini saya tersadar bahwa keuangan keluarga saya tidaklah sehat istilahnya amburadul. 
Saya jadi berpikir bagaimana nanti saya akan membiayai pendidikan anak-anak saya, selama ini saya santai-santai saja karena berharap kelak anak saya akan bersekolah dasar di tempat saya bekerja, yang Alhamdulillah memang gratis sampai lulus. Namun saya juga punya mimpi untuk resign suatu saat nanti, masa saya harus nungguin semua anak saya lulus baru bisa resign.
Lalu saya mengingat lagi dana pendidikan yang diperlukan anak saya di masanya kelak sangatlah bikin hati deg-degan....apa saya bisa membiayai pendidikan mereka? lha tabungan aja saya gak punya.

Saya juga sering dengar ungkapan, buat anak mah nanti ada rizkinya sendiri yang penting banyakin doa aja. Ungkapan itu memang benar tapi saya jadi berpikir, jangan-jangan Allah sebenernya sudah menitipkan rizki anak-anak lewat saya dan suami, tapi karena kami tidak bisa mengelola rizki itu jadi anak-anak kami tidak bisa sampai sekolah sampai perguruan tinggi.....huaaaa mewek lah saya

Jadi inget juga sama ayat ini :
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (An-Nisa/4:9)
Saya benat-benar takut kalau saya gak bersungguh-sungguh menyiapkan dana pendidikan anak, saya termasuk yang meninggalkan keturuan saya dalam keadaan lemah....walau lemah itu bukan hanya soal keuangan, tapi juga iman dan ilmu.
Dan satu lagi alasan saya terus belajar dan memaksa berinvestasi karena suami saya merasa tidak terlalu penting dalam merencanaan keuangan keluarga kami, istilahnya gak melek info soal ini...jadi saya yang harus melek...saya yang harus mencari informasi baik dari buku, internet dan dari tetangga. Sampai reksa dana itu saya yang beli sendiri dan atas nama saya...hehehe

Alhamdulillah sejak September 2013 saya mulai berinvestasi di reksadana, untuk awalan agar mudah saya menggunakan fasilitas Bank Commenwealth, bank ini yang paling banyak menjual reksa dana dibanding bank lain. Transaksinya pun mudah karna menggunakan internet banking.

Saya memilih reksa dana syariah untuk menyakinkan diri saya bahwa dana pendidikan anak saya diperoleh dari usaha yang halal. Serta lebih praktis karna saya tidak perlu mengecek ulang ke perusahaan mana saja uang saya dialirkan, saya sedikit takut jika uang dialirkan ke perusahaan yang menjual barang tidak halal. Tapi info aliran dana dari setiap reksa dana ada lho....bisa dicek online juga.
Saya baru berinvestasi di 1 reksa dana saham dan 1 reksa dana campuran. Pembelian awal hanya perlu Rp. 500.000,- , auto invest Rp. 100.000,-/bln, top up min Rp. 500.000,-.
Tapi saya memilih top up sendiri setiap bulannya.

Soal kelebihan dan kekurangan investasi di reksa dana bisa di googling saja.

Saya selalu ingat ucapan para perencana keuangan bahwa "saya tidak peduli seberapa besar gaji anda tapi seberapa besar investasi anda".

Yuhuiiii jadi semangat belajar dan berinvestasi....

Wassalamua'alikum.

Thursday, February 06, 2014

Serba-serbi Umroh

Assalamu'alaikum.

Kali ini mau berbagi soal serba-serbi umroh yang saya alami selama persiapan dan perjalanan umroh.

1. Biaya umroh 
Biaya umroh itu ternyata bisa murah lho, tinggal kita pilih keberangkatannya pas low season aja, low season umroh biasanya bulan Januari-Maret, high season biasanya saat Ramadhan. Jika ingin lebih murah pilih paket yang pembayarannya 1th sebelum keberangkatan biasannya dengan fasilitas bintang 3-4. Banyak travel yang menawarkan paket seperti ini, malah ada yang menawarkan kemudahan dengan mencicil. Jadi yang punya niat berumroh sudah bisa mencari cara agar niatnya terealisasi. Info dari teman dan hasil gugling untuk Jan-Feb 2015 ada travel yang menawarkan umroh dengan biaya 12.8jt dan 14.5jt. Lumayan banget lho, saya aja tahun 2013 kemarin total 21jtan karna awal Ramadhan masih di sana.

2. Perjalanan langsung ke Jeddah
Jika bisa memilih memang enak berangkat dengan pesawat yang langsung tanpa transit, terutama jika membawa orang tua yang sedang sakit atau renta. Karena kita harus berjalan lumayan jauh saat transit tersebut.

3. Bawaan kabin
Sebaiknya bawaan baju dll dimasukan ke bagasi, tas tenteng hanya berisi hal-hal penting saja, jika mau membawa baju pun 1 stel saja. Karna salah satu teman kamar saya ibu-ibu yang sudah paruh baya membawa tas travel tanpa roda, al hasil saya dan bu tuti juga ikutan ribet membantu bergantian membawakan tas tersebut saat transit, padahal isinya baju-baju yang tidak akan digunakan selama di perjalanan. 

4. Paket umroh
Berdasarkan pengalaman saya lebih enak umroh dengan paket ke Mekah terlebih dahulu baru ke Madinah. Untuk orang tua paket ini membantu mereka untuk menghemat tenaga, jadi ibadah utama umroh dijalankan diawal, selanjutnya bisa bebas. Jika ke Madinah terlebih dahulu, selama di Madinah harus menjaga kesehatan agar tetap fit sampai pelaksanaan ibadah utamanya.

5. Berfoto-foto
Bawalah kamera yang kecil saja atau HP dengan resolusi kamera yang tinggi, karna saat memasuki masjid suka diperiksa oleh petugas, namun kadang juga tidak. Saat disana puas-puasin deh kalo mau foto-foto karna nanti bisa dilihat-lihat saat kita rindu dengan Ka'bah dan Nabawi. Jika sekali kita sudah ke sana "rasa kepengen" kesana lagi lebih besar dari orang yang belum pernah ke sana.

6. Bau Badan
Benar-benar kuasa Allah di sana itu panas tapi saya tidak bau badan lho, padahal saya berkeringat banget saat berthawaf namun saat keringat itu hilang badan saya gak berbau sama sekali. Jika di Indonesia pasti bau badan saya sudah mengganggu orang lain dan harus ganti baju tuh, lumayan buat ngirit baju hehehe.

7. Laundry
Selama di saya gak melaundry baju-baju saya, saya mencucinya dan dijemur di jendela, dan taraaa dalam 1 jam baju-baju itu kering lho.... itu karna sedang musim panas kalo pas kesana pas musim dingin jangan dicoba ya hehehe....dengan mencuci baju saat pulang saya cuma membawa baju kotor 1-2 stel saja, lumayan sampe rumah tinggal digosok.

8. Buah-buahan
Jika ke Mekah jangan lupa mencoba membeli buah di toko serba ada Turki, harganya lumayan terjangkau, saya sempet beli buah apricot ukuran sedang, trus makannya kalo pulang dari masjid siang-siang bolong nyesss seger banget. Sempet nyesel gak beli buah yang lainnya hiks hiks. Trus jangan lupa mencicipi kurma segar, rasanya juara banget, manis dan kres-kres, dijualnya per box sekitar 15 riyal, boxnya bukan kaya gambar di bawah ya...tapi box besar biasa buat makan bareng-bareng.



9. Bahasa
Sebaiknya sebelum berangkat belajar beberapa kosa kata penting seperti TOILET. Pengalaman saya bertanya dengan bahasa inggris ternyata mereka tidak mengerti sama sekali, bahkan kata TOILET. Ini diperlukan saat di Masjidil haram, karena toiletnya teramat sangat jauh di luar masjid.

10. Pelajari peta Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Karna saya tidak mempelajari peta Masjidil Haram sebelumnya jadi saat umroh lalu saya sempat pusing mencari toilet di Masjidil Haram. Jika di Nabawi toilet begitu banyak tersebar di pelataran masjid. Selain toilet pelajari juga pintu-pintu masuk masjidnya karna bisa-bisa kita bingung saat mengambil sandal atau bahkan bingung saat mau kembali ke hotel.

12. Tidak Go Green
Ini hal yang saya tidak suka dari perjalanan umroh saya, dijalan arah ke Masjidil Haram tersedia plastik gulungan untuk menyimpan sendal kita. Tapi yang terjadi setiap orang mengambil plastik pada setiap jam sholat, hmm gak kebayang deh jadi beapa truk bekas plastiknya, karena selepas sholat orang-orang membuang plastik tersebut. Jangan tanya saya ya...saya mengambil hanya 1-2 kali selanjutnya saya lipat lagi setelah selesai dipakai dan dimasukan ke tas, dipakai lagi saat dibutuhkan.

13. Pedagang kaki lima
Di Mekah saya tidak menemukan pedagang kali lima, jika ingin berbelanja kita harus masuk gedung pertokoannya. Kalo di Madinah pedagang kaki limanya ada tapi hanya di waktu-waktu setelah sholat wajib dan itu pun hanya sekitar 20 menit, setelah ada bunyi peringatan mereka langsung pergi dan jalanan ke arah masjid Nabawai sepi kembali. Barang yang bagus di kaki lima Madinah adalah pasmina,  motifnya dan bahannya bagus-bagus, harganya hanya 10 Riyal sajah.

14. Tempat beli oleh-oleh
Saya membeli baju abaya dengan bahan yang bagus tapi lumayan murah di gedung pertokoan Bin Dawood, pertokoan ini kaya ITC kalo di Jakarta, dan semua menjual abaya hitam. Saya beli abaya anak seharga 30 riyal dan abaya dewasa dari 50-100 Riyal, untuk model terbaru dari 100-250 Riyal. Jangan khawatir penjualnya tidak mengerti bahasa Indonesia, mereka fasih kok ngomong sepuluh sampe dua ratus heheh, bahkan kita bisa tawar menawar sama penjualnya. Trus saya beli kurma nabi, kurma coklat, kacang almond di Dates Market, ini dilantai paling bawah dari gedung Bin Dawood. Harga di Dates Market lebih murah jika dibanding di kebun kurma dan pusat belanja di Jeddah.
Sepertinya orang Indonesia terkenal doyan belanja dan menawar di sana, sampai-sampai ada toko yang bertuliskan bahasa Indonesia, semua penjual yang saya temui bisa berbahas Indonesia walau sedikit aneh. Kalo saya bilang dari Indonesia mereka selalu bilang "oh Indonesia mau tawar", kalo gak jadi beli dibilang "Indonesia bahlul". Saya pernah lewat di toko emas, penjaganya langsung nawarin "Ibu, mampir dulu" padahal di depan saya ada orang India juga lewat tapi gak ditawarin lho. Tapi untungnya kalo ngasih harga orang Indonesia lebih murah dari pada orang Malaysia. Orang Malaysia itu males nawar, mungkin karna uangnya banyak hehehehe.

15. Cadar
Kalo umrohnya lagi musim panas lebih baik sampai Mekah atau Madinah beli cadar penutup wajah, harganya sekitar 10-15 Riyal. Saya telat tahu kalo pake cadar itu sangat adem di wajah dan bikin susah nafas serta gak bikin kaca mata saya berembun. Ternyata dengan cadar sirkulasi udara tetap berganti karna bagian bawanya tidak bertali seperti masker. Saya menyarankan pakai gara-gara teman satu jamaah saya beli pas 2 hari kami mau pulang, nah saya ikutan coba-coba, ternyata lebih enak pake cadar dari pada pake masker, karna saya kemana-mana pake masker. Plus nya lagi saya beli oleh-oleh di Bin Dawood kita lebih dihormati.

16. Pelembab
Hihi lupa sama hal ini, saya bawa pelembab wajah bentuk crean dan cair, body lotion dan lip balm, yang saya paling sering saya pake cuma lip balm dan pelembab cair. Tapi seringnya nyemprotin air zam-zam ke wajah, karna temen saya bawa botol sprey dan diisi sama air zam-zam dan dibawa di tasnya. Jadi pas thawaf siang-siang tetep seger.

Cuma itu yang keingetan...moga manfaat, nanti kalo ada tambahan ya ditambahin ya :D

Wassalamu'alaikum.








Wednesday, January 22, 2014

Perjalanan Umroh 4

Assalamu'alaikum.

Day 4, 10 Juli 2013

Setelah kemarin sempat flek dan saya minum obat penuna haid, semaleman dan pagi ini flek hilang, jadi saya berniat puasa dan pagi ini saya sholat subuh berjamaah di masjid Nabawi, selesai sholat saya langsung bergegas ke Raudhah. Sungguh indah mengingat saat-saat kami antre ke Raudhah. Jika habis subuh pintu dibuka buat umum, maksudnya siapa saja boleh masuk, karna jika jam 6 pagi kami harus masuk berdasarkan RAS kami, seperti Afrika, Melayu, Arab dll.

Raudhan pagi itu ramai tapi saya tetap bisa sholat sunah disana dan berdoa, karna ada ibu-ibu yang berbicara gantian ya sama yang tua, akhirnya setelah sholat saya sedikit minggi dan berdoa di karpet merah, namun Askar (penjaga wanita) malah menyuruh saya masuk lagi ke karpet hijau...
"ibu kembali ke karpet merah"...mereka fasih berbahasa indonesia tapi medok banget
akhirnya saya kembali ke karpet hijau lagi untuk berdo'a.

Selesai dari Raudhah saya keliling masjid Nabawi dan melihat pemakaman Baki di sebelah masjid, serta melihat Raudhah dari luar. Jamaah laki-laki boleh masuk melihat makam Rosul tapi jamaah perempuan tidak boleh.

Selesai berkeliling masjid, saya dan bu Tuti kembali lagi ke Raudhah dan kali ini kami mengikuti antre sesuai RAS, orang Melayu mendapat giliran paling akhir karna memang terkenal sabar dibanding yang lain. Kali ini saya sholat Dhuha di Raudhah. Tiap 2 rokaat saya berpindah tempat agar tidak diusir oleh Askar.

Dan sampailah saya mengantre di shaf paling depan, tapi banyak yang tidak mau beranjak dari tempatnya, akhirnya ada tempat 1 kosong untuk sholat, karna saya dan ada 1 org arab yg menunggu saya persilahkan dia duluan yang mengambil tempat itu setelah lama kami saling memberi tanda mempersilahkan terlebih dahulu satu sama lain. Alhamdulillah kalo kita sabar allah juga akan menolong kita, tiba2 wanita tadi jadi santu juga, dan mencarikan tempat untuk saya karna tempat bekas dia sudar diserobot oleh yang lainnya.

Alhamdulillah kunjungan saya yang kedua ke Raudhan ini lebih lama, lebih santai, lebih nyaman dan lebih khusyu'. Sesudah itu kami mau bertilawah di Masjid menunggu Zuhur, tiba2 perut saya melilit seperti sakit haid, langsung saya cek dan benar saja saya dapet haid. Saya langsung balik ke hotel dan Bu Tutui tetap di masjid.

Dan setelah saya dapat haid, kerjaan saya cuma ngedekem di hotel, ke masjid buat ikutan iftor padahal gak puasa, sekali city tout, trus ngemall beli oleh-oleh...ish yang ini jangan ditiru...

Dan Allah sudah mengatur semua, dari saya dapet travel yang ke Makkah duluan dari pada ke Madinah, dari saya terlihat ngoyo mengeluarkan tenaga dan upaya saya di Mekkah untuk beribadah sampai kaki bengkak, ternyata saya mau dapet haid di Madinah padahal saya sudah minum obat penunda haid.

Dan ini penampakan hari-hari saya sampai pulang ke tanah air.

 Sholat Subuh di masjid Nabawi

 Kubah Masjid kalau siang nanti ketutup otomatis

Mau keliling masjid Nabawi 




 Raudhah dari luar

 Antre di Raudhah


 Pulang ke hotel foto-foto dulu masjid dan kota Madhinah



 Melihat ka'bah dari hotel saja


 Ikutan iftor padahal gak puasa :)



 Kebun Kurma


 Bukit Uhud


 Masjid Apung




 Menikmati pantai Laut Merah

Transit di Dubai mau pulang

Sekian ya cerita umroh saya...moga diberi rizki lagi bisa umroh bareng suami tersayang...aamiin

Wassalamu'alaikum.




Perjalanan Umroh 3

Assalamua'laikum.

Huaaa bagian 3 baru dipublish :( dah basii banget ya...tapi gpp deh buat dokumentasi saya hehehe

Day 3, 9 Juli 2013

Pagi ini seperti biasa saya sholat subuh berjamaah di Masjidil Haram. Dilanjutkan dengan ibadah sholat Dhuha sambil memandang Ka'bah, luar biasa nikmatnya.

Saat kami pulang kami menemukan segerombolan burung merpati yang sangat banyak, karna di Indonesia tidak ada jadi kami menyempatkan berhenti dan berfoto bersama dengan burung-burung tersebut.

Saat sarapan pembimbing kami mengajak kami untuk berumroh Ramadhan selepas tarawihan, jadi kita tarawih ambil yg 11 rokaat saja, dan kembali ke hotel menuju masjid terdekat untuk miqot lalu berumroh. Saya pengen banget ikut karna pahalanya sama dengan berhaji bersama Rosul, walau bukan berarti kita tidak perlu haji ya, saya tetep pengen berhaji kelak di lain hari.

Jam 11 siang saya dan bu tuti sudah kembali ke Masjid untuk sholat Zuhur berjamaah, selepas sholat Zuhur kami berthawaf kembali, kali ini ada yang berbeda karna saat kami thawaf di putaran ke 3 tiba-tiba ada bapak tua yang mengikuti kami sambil mengamini doa-doa kami. 

Awalnya saya sedikit takut, namun bapak itu membenarkan doa kami jika salah baca. Brarti bapak ini baik, pikir saya. Bapak ini berjalan di samping bu Tuti yang terus bergandegan tangan dengan saya sampai pada putaran ke 7, setealh itu dia menghilang  diantara jamaah yang lainnya. 

Kali ini saya juga sangat dekat dengan Ka'bah bahkan Hajar Aswat, namun saya gak berani mencium Hajar Aswat karena berdesak-desakan dengan laki-laki. Di sekitar Hajar Aswat ternyata ada calonya juga dan itu dari Indonesia lho :(

Karna begitu dekatnya sampai-sampai bu Tuti menghayal "mungkin gak kita tiba-tiba terlempar di depan Hajar Aswat?" saya jawab mungkin aja hehehe. Bu Tuti pengen banget mencium Hajar Aswat, saya bilang "ya udah kalo mau nyium, saya tunggu di sini, saya gak mau desek-desekan sama laki-laki". Akhirnya dia mengurungkan niatnya, lalu kami memilih sholat di Hijir Ismail saja.

Hari itu para petugas di Masjid sudah merapikan Masjid dengan mengganti karpet-karpet dari pagi hari, semuanya untuk menyambut Ramadhan dan persiapan tarawih nanti malam.

Akhirnya malam ini saya merasakan tarawih di Masjidil Haram, Subhanalloh semuanya indah. Bacaan imam cukup panjang dalam tiap rokaatnya namun tidak terasa panjang karena bacaan imam merdu dan indah. Sesuai kesepakatan setelah 8 rokaat kami kembali ke hotel untuk ambil miqot umroh Ramadhan.

Selesai tarawih sekitar pukul 11an, kami langsung mengambil miqot di masjid terdekat, malam ini saya merasa ngantuk berat. Setelah mengambil miqot saya harus menjaga wudhu saya agar tidak ribet nanti mencari-cari air untuk berwudhu. 

Karena banyak orang yang mengambil umroh malam itu, bis kami tidak bisa mendekat ke Masjidil Haram. Kami berhenti di sekitar 500m sebelum Masjisil Haram. Akhirnya kami berjalan terlebih dahulu, setelah memasuki Masjid dan mendekat ke Ka'bah saya speechless karna banyak sekali orang yang berthawaf dan thawaf itu tidak berjalan, seperti macet karna begitu banyak orang.

Pembimbing kami juga ragu, namun kami telah mengambil miqot jika mau di lanjutkan kami harus membayar DAM. Pembimbing yang lain terus semangat untuk melanjutkan, akhirnya saya dan teman-teman terus lanjut. Saya berpegangan erat dengan bu Tuti selama thawaf, dan ini thawaf terberat kami. 

Kami melakukan thawaf hampir 2 jam, keringan mengucur begitu deras, kadang saya seperti tidak mendapat oksigen saking sesaknya, saya dan bu Tuti juga sering ditabrak kursi roda jamaah lain. Benar-benar berbeda dari thawaf yang sebelumnya. Ini juga dikarenakan sedang ada perbaikan di Masjidil Haram sehingga para pengguna kursi roda juga berthawaf di bawah, seharusnya di lantai 2 atau 3.

Alhamdulillah akhirnya kami selesai thawaf, kami langsung menuju bukit Shofa, namum kami salah jalan malah ke Marwa, sehingga kami harus balik kembali. Kami terus berjalan walu pelan-pelan karena kaki saya bener-bener terasa panas dan pegel. Waktu menunjukkan jam 3 lewat, kami baru 2 kali jalan, saya bingung karna kami gak punya makanan buat sahur, kalo menyelesaikan sai dulu brarti kami gak akan sahur, akhirnya kami memutuskan tuk membeli makanan padahal kami belum selesai sai.

Kami keluar masjid menuju mall terdekat, kaki saya benar-benar panas dan sakit, saya jalan seperti robot. Kami bersahur di sana setelah selesai buru-buru ke lintasan sai untuk melanjutkan sai kami yang masih kurang 5 kali jalan. Akhirnya kami menylesaikan sai setelah sholat Subuh. 

Selesai tahalul kami menagis karena ini umroh terberat kami, saya persembahkan umroh itu untuk ibunda saya, Bu Tuti mempersembahkan untuk nenek tirinya "Nyai" yang sudah mau mengurus anak-anak beliau. Saya bilang "sepertinya pengorbanan ibu saya sangat besar untuk saya, dan perngorbanan Nyai juga besar besar buatmu bu Tuti, sampai kita bener2 berjuang buat umroh ini" sambil terus menangis kami berpelukan.

Saya juga tidak tahu apa itu sah atau tidak karna kami memutus sai dengan bersahur terlebih dahulu. Saya serahkan semua pada Allah,  terserah Allah mau memberi apa pada kami.

Setelah itu kami mau pergi ke toilet, saya bilang "udah kamu aja yg tanya diman toiletnya bu!, aku tunggu di sini, kakiku panas banget", saya menunggu sambil memeganggi palstik sendal kami. Sudah beberapa menit bu Tuti berlalu kok gak balik-balik, akhirnya saya bertanya pada askar (penjaga) laki-laki menanyakan toilet ada di mana dengan baha Inggris, namun mereka tidak mengerti yang saya tanyakan.

Saya tidak berjalan jauh takut bu Tuti datang, tapi dia tidak datang-datang akhirnya saya bertanya-tanya pada orang lain, Alhamdulillah dia mengerti bahasa Inggris dan memberi tahu dimana toiletnya. Karna saya rasa sudah lama bu tuti tidak kembali akhirnya saya mencoba ke toilet, takut bu Tuti ke toilet duluan. 

Saya harus ke basemant untuk ke toilet, dan rasanya sangat sakit saat menuruni tangganya. Saya sempat ke toilet lalu langsung keluar kali saja ketemu bu Tuti. Saya kembali ke tempat kami berpisah tapi tidak bertemu juga, akhirnya saya doa sama Allah "Ya Allah temuin saya sama b Tuti, ya Allah" sampai di lintasan sai saya tetep celingak-celinguk nyari bu Tuti.

Akhinya saya memutuskan terus jalan aja pelan-pelan karna kaki saya masih sakit dan panas, moga nanti ketemu bu Tuti. Keadaan saya sangat tidak fit pagi ini, saya sesekali seperti sesak entah karena apa, tapi saya juga tidak mau beristirahat duduk, karena akan sangat sakit saat berdiri. 

Di pertengahan lintasan sai tiba-tiba ada yang memanggil, dan itu bu Tuti. Kami langsung berpelukan dan saling menangis, bu Tuti ngomel "tadi kemana aja aku nyariin kamu", saya juga bilang "aku nungguin lama tapi kamu gak datang-datang". Allahu Akbar rasanya kaya bertemu sesuatu yang sangat kita rindui sejak lama, padahal baru berpisah sebentar. 

Ternyata bu Tuti dari tadi juga belum menemukan toilet, akhirnya kami mencari toilet lagi di sisi lain Masjid. "Ya Allah kakiku sakit, kuatkan ya Robb" doa itu terus terucap dalam hati selama mencari toilet yang jaraknya cukup jauh, kami harus keluar masjid dan berjalan lagi ke pojokan pelataran baru bisa menemukannya, itupun susah dicarinya padahal kami selalu bertanya pada penjaga.

Alhamdulillah ketemu juga toiletnya, saya menunggu di luar toilet sambil duduk. Saya sudah tidak tahan dengan sakit di kaki saya. Namun saya yakin Allah akan menolong saya, saya tetep berdoa biar thawaf terakhir saya nanti bisa sempurna.

Akhirnya kami menuju Ka'bah dan melakukan thawaf wada' kami, ya ini thawaf terakhir saya di sini. Kami memasuki lintasan thawaf yang tidak terlalu padat. Thawaf kali ini kami lakukan dengan berjalan santai, disamping karena kaki saya yang sakit namun juga karna kami ingin menikmati detik-detik terakhir kami bisa memandang Ka'bah secara langsung. Kami tidak boleh memasuki Masjidil Haram jika sudah melakukan thawaf wada'. Selesai sudah thawaf wada' kami, mimpi kami tuk melakukan 7 set thawaf juga sudah terlaksana, senang sekaligus sedih.

Kami kembali ke hotel dan beres-beres barang karena kami akan pergi ke Madinah jam 9 nanti. Jam 8 saya sudah di lobby sambil menunggu dan mengistirahatkan kaki-kaki saya. Saat sudah lengkap rombongan saya berangkat terlebih dahulu, karna ada 2 bis. Bis yang satunya belum berangkat karena salah satu jamaah belum juga kembali ke hotel.

Perjalanan kami cukup lama sekitar 7-8 jaman. Selama perjalanan saya hanya bisa melihat hamparan bukit batu dan pasir. Tak terasa saya sudah akan meninggalkan kota Mekkah yang penuh kedamaian ini, semuanya terasa sangat singkat. Saya pikir saya sudah tidak emosional seperti saat awal kedatangan ke Mekkah, yang terjadi sebaliknya saya masih berlinangan air mata selama perjalanan ke Madinah.

Sekitar jam 5 sore kami sampai di Madinah, menunggu sebentar sebelum masuk kamar menunggu bagasi diturunkan, lalu masuk kamar, ambil koper, bersih-bersih, dan jam 5 an kami kumpul di lobby dan menuju masjid Nabawi.

Saya pikir Madinah akan lebih bersahabat ternyata pertama keluar hotel langsung disambut dengan angin sore yang panas menyengat wajah. Sore itu iftor pertama Ramadhan, dan saya takjub dengan kebaikan orang Madinah dalam memberi ta'jil, anak-anak diajak untuk memberi ta'jil di masjid. Dan ta'jilnya juga mewah menurut saya.

Rasanya menyenangkan bisa iftor dan sholat Maghrib di masjid Nabawi. Setelah itu kami kembali ke hotel untuk makan malam, karna saya masih kenyang saya hanya memakan salad dan buah saja.

Sesampai di kamar saya histeris karna melihat bercak di pakaian dalam saya...hiks hiks sedih...sepertinya saya mau haid, akhirnya malam itu saya gak ikutan tarawih tapi saya tetap minum obat penunda haid saya. Semalaman saya sendirian di kamar sambil melihat program TV yang menyiarkan sholat tarawih di masjid Nabawi.

Teman-teman sekamar saya baru balik ke hotel jam 2 malam setelah ke Raudhah. Saya mewek deh denger mereka udah ke Raudhah, sambil berdoa semoga saya gak jadi haid esok harinya, dan malam itu saya minum 2x dosis biasanya... #tetep usaha

dan inilah beberapa foto saya hari ini

Turun dari bis lalu berjalan kaki karena macet untuk berumrah Ramadhan, dapet pemandangan ini

 Sampai di Madinah mau menuju ke Masjid Nabawi

Terpana di Masjid Nabawi 

 Suasana pemberian ta'jil di Masjid Nabawi




Ta'jilnya melimpah, Subhanalloh

Sekian buat hari ini :)

Wassalamu'alaikum.